Tadi siang entah kenapa waktu pulang kuliah tiba-tiba ingin melalui rute yang 'menyimpang'. Ya, biasanya lewat jalan tikus kali ini lewat jalan badak. Jalan badak? Ya, karena jalan itu biasa dilalui truk-truk proyek yang besar-besar. Jangan bayangkan jalannya mulus, murni jalan tanah keras yang membelah hamparan ilalang.
Tiba-tiba saya tertarik untuk melaju pelan, karena jalannya memang tidak mulus. Ternyata di balik ke-beton-an Bintaro Jaya masih ada tempat seperti ini. Melaju lebih jauh. Wow! Masih ada sawah di sini. Bau pupuk tiba-tiba menyeruak. Hahaha jujur saya lebih memilih bau pupuk alami daripada bau asap polusi di Ibukota dan sekitarnya.
Hei, bukannya jalan ini sering dilalui truk proyek? Saya jadi pesimis. Mungkinkah tempat 'alami' seperti itu mampu dipertahankan? Sedangkan tanah-tanah itu seperti direncanakan untuk dirumahkan, maksudnya didirikan bangunan-bangunan di atasnya.
Sementara, paling tidak saya sempat mengambil foto ketika berhenti di pinggir jalan.
Tapi besok? Entahlah.
Salam Peduli Bumi.
Wahyu Nugroho D.K.A.
0 comments:
Post a Comment